Belajar untuk Lebih Bersyukur, Ternyata tidak Mudah

Kita sebagai manusia ciptaan Tuhan, terlahir di dunia bukan hanya untuk sekadar menjalani hidup. Lebih dari pada itu, kita diciptakan sebenarnya adalah untuk menjalani serangkaian ujian-ujian kehidupan.

Ketika kita kaya, bukan berarti kita lepas dari ujian. Ketika kita sedang miski, juga bukan berarti kita sedang tertimpa ujian yang berat. Kita harus pahami, bahwa semua telah berada pada porsinya masing-masing. Yang harus kita lakukan adalah menjalani ujian sesuai dengan aturan-aturan yang telah di tetapkannya.

Bersyukur nampaknya sangat mudah untuk diucapkan, namun ternyata tak semudah ucapan lisan. Syukur itu tak sekadar mengucap "Alhamdulillah", tapi syukur itu adalah bagaimana hati kita dengan lapang dada menerima setiap kondisi yang terjadi pada diri kita dalam kaca mata yang positif.

belajar bersyukur

Pernah suatu ketika ada orang yang hidup di daerah yang sangat kering. Sudah dua pekan orang itu tidak makan. Dia terus berusaha seraya terus berihtiar mencari makan. Setiap hari dia pergi dengan harapan bisa menemukan bahan makanan, tak lupa dia selalu berdo'a kepada Tuhan, memohon di berikan bahan makanan.

Beberapa waktu kemudian akhirnya orang itu menemukan bahan makanan dan air yang hendak ia makan. Namun, apa yang terjadi? Air itu tersenggol dan tumpah. Bukannya menggerutu atau mengumpat, orang ini justru mengucap "Alhamdulillah".

Orang ini sadar bahwa tanpa kondisi sekarang mungkin dirinya tidak bisa sedekat ini dengan Tuhan. Tapi, Tuhan adalah yang maha pemurah, tiba-tiba datang seseorang memberi dia makan.

Seseorang yang mau bersyukur pastilah ia akan ditambah nikmatnya oleh Tuhan, ini adalah janji Tuhan.

Sekarang mari kita misalkan. Seandainya suatu ketika ada seseorang yang bepergian ke luar kota kemudian memberikan oleh-oleh untuk anda dan anda merasa senang, apa yang akan dirasakan oleh orang yang pulang dari bepergian itu? Senang!

Bahkan bila anda ingin meminta oleh-oleh lagi karena saking senangnya bukan tidak mungkin orang yang pulang bepergian itu akan memberikan oleh-oleh lagi kepada anda.

Beda kalau anda diberi, kemudian menggerutu. Kira-kira apakah orang yang bepergian itu mau lagi memberikan oleh-oleh kepada anda?

Begitulah kita harus menunjukkan rasa syukur kita kepada Tuhan, dengan tidak banyak menggurutu namun gantilah dengan do'a dan syukur.

Mengapa kita harus terus belajar untuk bersyukur? Karena nyatanya manusia sekalipun diberi nikmat yang melimpah, dirinya kurang mau bersyukur.

Bagaimana perasaan anda bila hari ini ada orang yang memberikan makanan kesukaan anda?

Anda pasti senang bukan?

Bagaimana kalau anda hari ini ada 10 orang yang datang kepada anda dan sama-sama memberikan makanan kesukaan anda? Bagaimana kalau besok datang lagi 10 orang memberikan makanan kesukaan anda?

Belum tentu anda akan bisa bersyukur...

Biasanya syukur kita akan berubah jadi menggerutu. "Saya sudah bosan makan ini terus, meskipun ini makanan yang saya suka".

Jadi, mari terus berusaha untuk bersyukur atas segala nikmat dan karua-Nya. Lihatlah kebawah, banyak orang yang tak seberuntung anda.

Orang kaya belum tentu derajatnya lebih tinggi dari yang miskin. Begitu pula sebaliknya.

Orang kaya sebenarnya adalah pelayan Tuhan, dimana Tuhan menitipkan kekayaan kepadanya untuk melayani yang miskin. Namun, banyak diantara kita yang tidak menyadari akan hal ini.

Untuk itu sekali lagi mari kita terus tingkatkan rasa kesyukuran kita kepada Tuhan seraya berbuat yang terbaik untuk terus mengabdi kepada-Nya.

Heru Satria
Heru Satria Menjadi Blogger sejak 2009. Saat ini sedang fokus mengembangkan minat dibidang bisnis dan digital marketing.