Benarkah Menjadi Seorang Blogger itu Harus Cerdas?

Benarkan menjadi seorang blogger itu harus cerdas? Saya sangat sepakat bahwa menjadi seorang blogger itu harus cerdas!

Yang mau protes silahkan protes, tapi mending baca dulu sampai selesai ya? Judulnya anti mainstream banget, kalau begitu yang tidak cerdas ndak boleh jadi blogger dong ?

Terus harus tes IQ begitu untuk jadi blogger? Emangnya saya ini cerdas?

Bukan! Bukan begitu maksud saya…

Blogger Cerdas

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih pada Kang Muroi yang secara tidak langsung telah memberikan inspirasi pada saya untuk menulis artikel ini melalui komentarnya di tulisan saya sebelumnya “Tips Ampuh Memulai Blogging Agar Bisa Menjadi Seorang Blogger Sukses”.
Blogger Cerdas dan Berbakat
Sepertinya ini adalah topik yang menarik untuk ditulis. Jadi begini, mari kita belajar dulu tetang makna kecerdasan.

Dulu waktu saya pertama kali menginjak SMA saya pernah melakukan tes IQ. Apakah Anda juga pernah?

Waktu itu menurut hasil tes menunjukkan bahwa saya bukan orang secerdas Pak Habibie, Bill Gates, J.K Rowling, ataupun Albert Einstein. Hehehe….

Ngomong-ngomong menurut Anda diantara mereka semua mana yang paling cerdas?

Awalnya saya sangat percaya dengan pengukuran IQ ini. Namun lambat laun setelah saya belajar tentang pendidikan saya menjadi paham kalau IQ bukanlah satu-satunya ukuran untuk menentukan kecerdasan seseorang.

Lalu apa ukurannya?

Melalui buku karya Munif Chatib lah yang berjudul Sekolahnya Manusia saya mengenal teori kecerdasan yang dicetuskan oleh Dr. Howard Gardner tentang teori multiple intelligences-nya.

Apa itu? Formal banget tulisannya! Baca aja lama-lama asyik juga kok. Hehe…

Saya kutip dari bukunya Munif Chatib, setidaknya ada 3 paradigma mendasar yang dirubah oleh Gardner:
  1. Kecerdasan tidak dibatasi tes formal
  2. Kecerdasan itu multidimensi
  3. Kecerdasan itu merupakan proses Dircovering Ability
Jadi begini, tes IQ tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk menentukan kecerdasan seseorang, karena seperti pernyataan diatas kecerdasan tidak dibatasi oleh tes formal, bersifat multidimensi dan merupakan proses discovering ability. Lalu bagaimana?

Menurut Munif Chatib:
“Sumber kecerdasan seseorang adalah kebiasaannya untuk membuat produk-produk baru yang punya nilai budaya (kreativitas) dan kebiasaannya menyelesaikan masalah secara mandiri (problem solving)”
Logikanya begini, misal kita baru pertama kali melakukan tes IQ mendapat skor dibawah rata-rata misalnya.

Kemudian setiap seminggu sekali kita berlatih mengerjakan soal tes IQ, kira-kira pada 1 bulan atau 2 bulan berikutnya bagaimana hasil tes IQ kita? Saya yakin mengalami peningkatan.

Artinya benar bahwa kecerdasan itu merupakan kebiasaan dan tidak bisa diukur hanya dengan tes formal.

Seperti kebiasaan Anda menulis di blog Anda. Hal itu juga bisa melatih kecerdasan verbal, logika dan beberapa kecerdasan lain dalam diri Anda.

Kecerdasan juga tidak bisa dipandang sebagai “Kamu cerdas karena nilai matematika mu selalu 95 dan Bahasa Indonesia 80”.

Lalu bagaimana yang nilai matematikanya hanya 45 namun memperoleh nilai Bahasa Indonesia 95?

Benar! Kita merdeka tahun 45. Hehehe….

Keduanya sama-sama cerdas, yang satu dominan cerdas logika matematis, yang satu dominan cerdas verbal (berbahasa).

Namun, sebenarnya antara satu kecerdasan dengan kecerdasan yang lain saling berhubungan dan sangat kompleks.

Bagaimana? Sudah dapat pencerahan? Mari kita lanjut…

Sekarang kita lihat tokoh-tokoh berikut:

Bill Gates yang merupakan pendiri perusahaan Microsoft dan orang terkaya di planet Bumi ini dia pernah mengalami disleksia.

Ada lagi tokoh pemain bola terbaik dunia yang menjadi legenda hidup Argentina dan menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko dia pernah mengalami gangguan emosi. Siapakah ia? Maradona.

Apa yang diasah dari dua tokoh ini?

Bill Gates mengasah kemampuan logis matematisnya dan Maradona mengasah kemampuan kinestetis nya.

Kemampuan apa yang ingin Anda asah? Mari kita lanjut….

Apa yang dimaksud dengan kecerdasan itu multidimensi? Artinya begini, kecerdasan itu ada banyak macamnya, yang sudah diperkenalkan oleh Gardner sendiri sudah ada 9 kecerdasan, yaitu:
  1. Spasial Visual
  2. Logika-matematis
  3. Linguistik
  4. Musikal
  5. Intrapersonal
  6. Interpersonal
  7. Kinestetis
  8. Auditorial
  9. Kecerdasan emosional
Kecerdasan-kecerdasan diatas lambat laun mungkin juga masih akan bertambah lagi.

Saya tidak akan menjelaskan satu-satu tapi intinya seperti ini, setiap orang punya kecerdasannya masing-masing.

Ada yang unggul pada kecerdasan tertentu namun lemah pada kecerdasan yang lain. Semuanya sama-sama cerdas hanya mana yang dominan itu biasanya yang menjadi simbol kecerdasan seseorang.
  • Jago bermain musik ternyata juga kecerdasan.
  • Jago balap lari juga kecerdasan.
  • Jago berpidato juga kecerdasan.
  • Jago menggambar juga kecerdasan.
  • Jago dalam hal blogging juga kecerdasan.
Blogger Cerdas dan Berbakat
Kecerdasan tidak melulu tentang nilai tes matematika, fisika, kimia yang selalu tinggi, menghasilkan sebuah karya tulis yang hebat, atau membuat alat super canggih.

Kecerdasan juga tidak melulu berkaitan dengan menggunakan bahasa yang super ilmiah. Bahkan, bila Anda bisa bersikap supel, ramah, punya simpati dan empati pada orang lain, mampu mengelola emosi Anda dalam berbagai kondisi persoalan juga merupakan kecerdasan.

Dan kecerdasan itu merupakan sebuah proses discovering ability, artinya merupakan proses penemuan kemampuan seseorang untuk mencapai kondisi terbaik.

Seperti yang terjadi pada Pak Habibie, Bill Gates, Albert Einstein dan lain sebagainya mereka telah menemukan kondisi terbaik mereka.

Contoh dalam dunia Blogging salah satunya adalah Mas Darmawan dengan blog nya panduanim.com yang banyak membahasa Internet Marketing.

Mas Darmawan ini telah menemukan kondisi terbaiknya hingga ia bisa menciptakan sebuah blog dengan konten yang sungguh mencerahkan menurut saya.

Atau contoh lain blog sijuki.com yang memuat komik-komik dan cerita jenaka yang menarik. Jujur saya pertama mengunjungi blog ini terkagum-kagum.

Artinya admin sijuki.com ini juga telah menemukan kondisi terbaiknya.

Tentu juga masih banyak blogger-blogger lain yang serupa Mas Darmawan  atau admin sijuki.com ini, hanya saja karena keterbatasan, saya tidak bisa sebutin satu-satu.

Jadi, bila Anda merupakan seorang blogger temukan kondisi terbaik Anda dengan terus melakukan pengulangan terhadap segala hal yang menjadi konsen dan minat Anda hingga Anda menemukan bahwa “Inilah kecerdasan saya”

Mengapa menjadi seorang blogger itu harus cerdas?

Lihat! Betapa sering kita mendengar kata “Googling aja…” atau “Searching aja…”

Seringkan?

Jadi kita sebagai seorang blogger harus cerdas untuk mencerdaskan orang lain. Siapa yang harus kita cerdaskan? Seluruh masyarakat di negeri ini tentunya. Sepakat?

Secara sederhana cerdas itu dapat diartikan seperti ini:

“Nak, tolong taruh gelas ini di pojok meja sana”

Kemudian Anda beranjak menaruh gelas itu di tengah meja dan bukan di bagian pojok meja karena Anda paham bahwa bila di taruh di pojok meja resiko terjatuhnya akan sangat besar.

Artikel ini merupakan bagian lanjutan dari artikel saya sebelumnya tentang Manfaat Menjadi Seorang Blogger.

Dalam artikel itu, saya menjelaskan bahwa salah satu manfaat menjadi seorang blogger adalah Anda bisa menjadi seorang blogger yang ahli di bidang tertentu.

Dalam artikel inilah saya jelaskan mengapa dan bagaimana Anda bisa jadi ahli di bidang tertentu, dengan menjadi seorang blogger yang cerdas tentunya, yang sudah menemukan kondisi terbaiknya.

Tidak ada manusia yang bodoh karena setiap manusia itu hakikatnya cerdas!

Jangan khawatir bila dulu tidak mendapat hasil tes yang tinggi di beberapa bidang saat sekolah.

Khawatirlah bila Anda tidak bisa memberikan manfaat pada orang lain. Karena, bila Anda tidak bisa memberi manfaat pada orang lain artinya Anda bukan orang yang cerdas!

Loh? Kok bisa kang? Renungkan sendiri ya…? Hehe…

Simpulan:


Sadarilah bahwa semua manusia itu cerdas.

Jadilah seorang blogger yang cerdas sesuai bidang Anda masing-masing dengan cara terus melakukan pengulangan untuk mengasah kecerdasan Anda.

Menjadi blogger yang cerdas itu penting, karena blogger punya tanggungjawab untuk mencerdaskan selain sebagai penyedia informasi dan berita.

Heru Satria
Heru Satria Menjadi Blogger sejak 2009. Saat ini sedang fokus mengembangkan minat dibidang bisnis dan digital marketing.